Penasaran Dengan Siapa Pemilik PT AETRA?


INFORMASI BEBASPT Aetra Air Jakarta adalah nama baru dari PT Thames PAM Jaya (TPJ) untuk mengelola, mengoperasikan dan memelihara sistem penyediaan air bersih dan melakukan investasi di wilayah Timur Jakarta (sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat & seluruh Jakarta Timur) berdasarkan kontrak kerjasama dengan PAM JAYA dimulai pada tahun 1998 sampai 2023. Kalian datang kesini pasti penasaran kan siapa pemilik PT Aetra ?


Aetra milik siapa?, Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengakui bahwa perusahaan air minum PT Aetra Air Jakarta dimilikinya melalui perusahaannya, Recapital. Sandiaga angkat bicara soal mahalnya air yang dijual PT Aetra, terutama ke sejumlah Rusunawa di Jakarta.

Saat debat calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diadakan KPU DKI Jakarta pada Jumat (27/1/2017), cagub Anies Baswedan mengkritik pemasokan Air Bersih di DKI dan mengatakan saat ini ada 5 juta warga Jakarta belum mendapatkan air PAM.

Belum terpasoknya air bersih ke rumah warga, selain karena biaya pemasangan yang mahal, disinyalir juga karena buruknya kinerja Perusahaan Swasta tersebut. Ada dua Perusahaan Swasta yang mengelola Air Bersih di Jakarta. yakni Palyja yang melayani daerah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan sebagian Jakarta Pusat; dan Aetra yang melayani Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan sebagian Jakarta Pusat.

Sandiaga mengatakan, ia tidak meminta kebijakan Pemprov DKI maupun kebijakan lainnya yang semata menguntungkan PT Aetra. Kata Sandiaga, segala keputusan yang diambil oleh manajemen PT Aetra, berpihak pada rakyat.

PT Aetra dulunya merupakan perusahaan Inggris, PT Thames Jaya, yang kemudian dibeli sahamnya oleh Recapital pada 2000. Sandiaga bersama Rosan Roeslani adalah pendiri Recapital.

Sandiaga mengatakan, pengambilalihan perusahaan asing itu merupakan permintaan Gubernur DKI Jakarta waktu itu, Sutiyoso.

Di dalam perjanjian kerja sama terdapat aturan mengenai besaran imbalan PD PAM Jaya kepada operator swasta. PAM Jaya wajib membayar Palyja sebesar Rp 7.000 per meter kubik. Sementara itu, tarif air yang dibayarkan warga kepada PAM Jaya hanya Rp 1.000. Oleh karena itu, ada kekurangan sebesar Rp 6.000, dan itu menjadi tanggungan PAM Jaya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »